Selasa, 30 Maret 2010

Kotak yang kosong

Seorang pria merayakan ulang tahun yang ke-75. Di usia lanjut saat itu, ia merasa sudah waktunya menyerahkan usaha keluarga kepada salah seorang putranya. Tetapi siapakah di antara ketiga putranya yang pantas menggantikannya?

Ketika berkumpul, sang ayah memberikan masing-masing putranya sebuah kotak yang berukuran sama. "tahun depan ketika berkumpul seperti ini,aku ingin agar masing-masing kalian membawa kotaknya berisi sesuatu yang menurut kalian paling berharga. Berdasarkan isi kotak, aku akan menentukan siapa yang akan menggantikanku," kata sang ayah.

Satu tahunpun berlalu dan sang ayah memanggil ketiga putranya. Dari kotaknya, anak pertama mengeluarkan buku besar yang berisi catatan kekayaan perusahaan. Anak kedua membawa beberapa truk yang berisi harta kekayaanya beserta kotak yang berisi perhiasan istrinya. Dengan wajah bersedih sang ayah berpaling pada si bungsu, tetapi ia sangat kaget karena melihat kotak si bungsu kosong. "mengapa kotakmu kosong?" tanya sang ayah. "ayah, apa yang menurutku sangat berharga tidak dapat kusimpan di kotak itu, di dalam sekian banyak truk, ataupun di dalam buku inventaris. Tak seorangpun yang dapat mengukur nilai sebuah komitmen, kejujuran, kerja keras, dan kebaikan. Juga tidak ada kotak yang bisa memuat loyalitas dari para karyawan dan para pelanggan kita. Akhirnya ayah, harta paling berharga yang kupunyai adalah kasih terhadap ayah, ibu, keluarga, dan kasih kepada Tuhan. Lihatlah semua itu tidak terdapat dalam kotak ini, tetapi bira ayah lihat disini, ia sekarang di hadapan ayah." akhirnya, si bungsupun diangkat untuk menggantikan ayahnya.

Karakter dan sifat-sifat yang baik tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan materi apapun. Materi bisa hilang, tetapi karakter akan tetap bertahan bahkan memiliki nilai kekalan yang akan membawa seseorang pada kemuliaan.^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagikan pada Twitter